Jumat, 30 Oktober 2009

P2M Pelatihan Internet

1. JUDUL

PELATIHAN PEMANFAATAN INTERNET BAGI GURU-GURU SE-KABUPATEN BULELENG DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

2. PENDAHULUAN

Guru sebagai tenaga pendidik memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh profesinalisme seorang Guru. Dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap peserta didik, Teknologi Informasi (TI) memegang peranan yang sangat penting. Namun kenyataannya, sebagian besar Guru memiliki keterampilan yang sangat rendah untuk memanfaatkan bahan ajar berbasis Internet. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar kurang diperkaya dengan bahan ajar, dan hanya menggunakan satu atau dua sumber belajar saja. Dengan tersedianya bahan ajar yang berbasis internet setiap Guru akan berkesempatan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga proses belajar mengajar tidak hanya bersumber pada buku teks saja.

Sekolah di kabupaten Buleleng telah memiliki beberapa perangkat komputer dengan dan bahkan sudah memeliki layanan koneksi internet dengan harapan dapat digunakan oleh para Guru dalam mendukung aktivitasnya belajar mengajar. Namun perangkat ini tidak digunakan secara maksimal, karena para Guru tidak memiliki keterampilan komputer yang memadai dan juga sifat yang tidak mau berubah yang dimiliki oleh beberapa orang. Sementara ini perangkat komputer hanya digunakan untuk hal-hal yang tidak menunjang kegiatan pembelajaran. Perlu diketahui bahwa setiap perubahan teknologi yang terjadi akan selalu disertai dengan perubahan proses. Hal ini sering menyebabkan terjadinya resistensi dari orang-orang yang tidak dapat menerima perubahan. Sebagian besar orang susah untuk meninggalkan kebiasaan yang telah dilakukan bertahun-tahun yang sudah menjadi budaya kerja di sekolah tersebut, walaupun mereka mengetahui bahwa hal itu sangat tidak efektif dan efisien. Banyak orang, juga berfikir bahwa teknologi (komputer dan internet) akan dapat menggantikan pekerjaan yang dimilikinya, sehingga mereka memiliki ketakutan akan dipindahkan dari posisi yang dimiliki sekarang atau malah akan diberhentikan dari pekerjaannya. Oleh karena itu peranan manajemen sangat dibutuhkan dalam menghimbau atau memberikan persepsi yang sama terhadap para Guru bahwa dengan pemanfaatan teknologi internet diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan berdampak pada peningkatan akademik peserta didik.

Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki jurusan D3 Manajemen Informatika berkewajiban untuk ikut berperan serta dalam mensosialisasikan pemanfaatan teknologi internet di sekolah-sekolah khususnya sekolah negeri dan juga ikut berperan serta dalam meningkatkan keterampilan komputer yang dimiliki oleh para Guru di kabupaten Buleleng.

Dalam rangka pengabdian masyarakat ini akan dilakukan sosialisasi pemanfaatan teknologi internet dan juga pelatihan awal untuk meningkatkan keterampilan internet yang dimiliki para Guru di sekolah se-kabupaten Buleleng seperti pemanfaatan internet search enggine untuk memperkaya bahan ajar dan pemanfaatan media visual yang ada di internet untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sosialisasi dan pelatihan ini diberikan sebagai langkah awal dalam rangka pemanfaatan secara maksimal perangkat komputer dan internet yang dimiliki oleh sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada analisis situasi di atas terlihat bahwa keterampilan internet yang dimiliki sebagian besar guru di kabupaten Buleleng masih rendah dan juga banyaknya guru yang bersifat resisten terhadap perubahan. Sehingga perangkat komputer dan internet yang telah dimiliki tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam mendukung proses belajar mengajar. Hal ini akan berdampak signifikan terhadap tercapainya prestasi akademik siswa. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam kegiatan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

- Bagaimanakah caranya mensosialisasikan pemanfaatan Teknologi Internet dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga setiap guru memeliki persepsi yang sama terhadap perubahan yang terjadi?

- Bagaimanakan caranya meningkatkan keterampilan Internet yang dimiliki oleh para guru sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar?

4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1.1 Teknologi Komputer Dalam Pembelajaran

Komputer, sebagai pendukung teknologi informasi sudah banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran, sehingga dikenal dengan istilah pembelajaran bermedia komputer atau sering disebut pembelajaran berbasis teknologi komputer. Pembelajaran bermedia komputer adalah cara untuk memproduksi atau menyajikan materi pembelajaran dengan menggunakan sumberdaya dengan basis mikroprosesor. Tugas para ahli teknologi pendidikan dalam hal ini adalah mendesain pembelajaran agar dapat disajikan dengan menggunakan komputer. Kegiatan utama siswa sebagai pemakai dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan basis komputer adalah mengakses informasi dari sumber informasi, yaitu komputer.

Proses pembelajaran sebenarnya didominasi oleh kegiatan manajemen informasi. Ada tiga komponen utama dalam informasi, yaitu pemakai, akses dan informasi. Dalam proses pembelajaran sebagai pemakai adalah siswa, sebagai informasi adalah materi pembelajaran yang berasal dari buku, basis data komputer, basis pengetahuan atau sumber informasi lainnya. Sedangkan akses adalah transfer informasi dari sumber informasi kepada siswa. Pada teknologi dengan basis komputer dikaji bagaimana mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan sumberdaya komputer, termasuk di dalamnya pengaturan pemakai, pengaturan informasi pembelajaran dan pengaturan akses. Manajemen informasi dan teknologi dengan basis komputer juga melibatkan manajemen sumberdaya.

Memperhatikan uraian di atas ditambah dengan pengamatan terhadap perkembangan teknologi, tentunya tidak berlebihan ungkapan yang menyatakan bahwa “perpaduan antara sistem informasi dengan manajemen akan berkembang dan mempengaruhi Teknologi Pembelajaran, dimana manajemen pengambilan keputusan akan makin tergantung kepada komputerisasi informasi.

Dalam komputerisasi sumber pembelajaran, penekanan lebih diberikan pada keunggulan design perangkat lunak (software) daripada kecanggihan-kecanggihan perangkat keras (hardware). Pengaturan penampilan informasi, keramahan antar muka (interface), dan kemudahan dalam mengakses informasi yang dirasakan oleh pemakai (user) lebih menentukan keberhasilan proses pembelajaran daripada kecanggihan perangkat keras yang dipilih. Bukan berarti bahwa perangkat keras yang canggih tidak perlu, melainkan harus disesuaikan dengan alokasi biaya, yang penting perangkat keras yang digunakan kompatibel dengan sistem perangkat lunak yang dikembangkan.

Taksonomi penggunaan komputer dalam bidang pendidikan yang paling banyak digunakan adalah yang diusulkan oleh Taylor (1980), yang mengklasifikasikan penggunaan komputer dalam bidang pendidikan menjadi tiga kelompok yaitu: (1) komputer sebagai tutor, (2) komputer sebagai tool, dan (3) komputer sebagai tutee. Komputer sebagai tutor dimaksudkan untuk menjelaskan peran komputer sebagai alat untuk menyajikan materi pembelajaran yang diprogram secara elektronik. Komputer sebagai tool menjelaskan fungsi komputer yang amat luas sebagai alat bantu atau dalam terminologi McLuhan disebut perpanjangan tangan manusia, agar pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih efisien, misalnya administrasi biaya pendidikan, administrasi nilai, administrasi perpustakaan, dan administrasi lainnya. Komputer sebagai tutee berarti komputer sebagai objek untuk dikontrol melalui pemrograman, agar mampu memecahkan masalah.

Teknologi dengan basis komputer adalah cara untuk memproduksi atau menyajikan materi dengan menggunakan sumber berbasis mikroprosesor. Apabila diperhatikan klasifikasi penggunaan komputer dalam pendidikan dari Taylor, maka teknologi dengan basis komputer termasuk dalam klasifikasi komputer sebagai tutor. Akan tetapi perkembangan aplikasi komputer dalam pendidikan menunjukkan bahwa teknologi dengan basis komputer sudah menambahkan tool ke dalam paket aplikasinya. Sehingga perbedaan menggunakan komputer dalam pendidikan sebagai tutor dan penggunaan komputer dalam pendidikan sebagai tool menjadi semakin kabur.

4.1.2 Karakteristik Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Ada beberapa karakteristik dari teknologi berbasis komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, yang membuat teknologi tersebut dipilih untuk memproduksi dan menyajikan materi pembelajaran. Karakteristik dimaksud adalah sebagai berikut:

(1) Ide abstrak bisa disajikan dalam model dengan menggunakan kata-kata, simbol, grafik dan animasi sehingga lebih mudah dipahami siswa.

(2) Perpaduan animasi teks dan gambar dengan berbagai animasi tampilan juga dapat menarik minat siswa. Bahkan penggunaan multimedia dan hypermedia yang mampu memadukan teks, grafik dan suara akan lebih menarik perhatian siswa.

(3) Dapat mengakomodasi perbedaan siswa secara individu, menurut kemampuan, latar belakang kehidupan, pengalaman atau hobi. Suatu hal yang amat sulit untuk dikerjakan oleh seorang guru sendiri di kelas.

(4) Dapat digunakan secara random sehingga lebih mendukung pelaksanaan control learner.

(5) Pembelajaran bisa dibuat berorientasi pada siswa dengan teknik interaktif tingkat tinggi. Dialog bisa dibuat lebih lengkap dengan memanfaatkan basis data informasi atau bahkan basis pengetahuan.

(6) Faktor-faktor personal guru, seperti sikap, emosi atau persepsi yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dieleminir secara maksimal. Komputer tidak pernah marah atau kesal, sehingga penampilannya konstan dan memandang siswa sama. Faktor subyektifitas juga bisa dihilangkan secara maksimal karena komputer tidak punya perasaan untuk mengenali siswa cantik, nakal, kaya dan sebagainya. Melainkan hanya bertindak sesuai dengan logika program.

(7) Konvensi sosial yang dapat menghambat perkembangan siswa dapat diminimalkan karena komunikasi antar siswa atau siswa dengan guru difasilitasi oleh komputer. Komunikasi bermedia komputer relatif dapat mengeleminir perbedaan ruang dan waktu.

Dibalik karakteristik yang menguntungkan, pembelajaran berbantuan komputer masih memiliki keterbatasan dibandingkan dengan pembelajaran yang dimiliki guru. Keterbatasan yang dimaksud, adalah:

(1) Komputer tidak mampu mengenali situasi siswa, apakah siswa sudah lelah, merasa kesal atau menemui kesulitan. Apabila ini dibiarkan akan menimbulkan frustasi.

(2) Di tingkat awal, selain sebagai pengajar, guru juga bertindak sebagai pendidik dengan melakukan komunikasi interpersonal dengan siswa. Kemampuan mendidik ini tidak dimiliki komputer, karena komputer tidak mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan siswa.

4.1.3 Potensi Internet dan Pendidikan

Sebagai sebuah jaringgan global, Internet menjadikan batas ruang dan waktu semakin menipis, maka kondisi dasar teknnologi internnet dan aplikasi yang berjalan di atasnya ini memunggkinkan unttuk dimanfaaatkan dalaam proses pendidikan, terutama sebagai sarana pembawa konten pendidikkan (edcuational delivery medium), dengan demikian ikatan lokaasi dan waktu belajar yang selama ini sering menjaadi “Penjara ” bagi peserta didik akan dapat memberikan keleluasaan dan keluwesan bagi mereka untuk mendapatkaan sumber materi ajar dimanapunn dan kapanpun. Hefzalah (2004 : 174), mengungkapkan beberapa karakteristik unik yang dimmiliki oleh Internet daan aplikasi-aplikasi potensialnya untuk diimplemenntasikan di dalam pendidikan, yaitu :

The unique characteristic of the Internet stem from its nature as global information system. The Internet has its root in connecting people to share ideas and informmation and in connecting people with sites that stoore informmation. Thesse are the reason for existence and tremedous growth”.

Lebih jauh Hefzallah (22004: 175) mengungkapkan fitur – fitur unik yang dimiliki oleh Internet tersebut antara lain :

a. Akses universal, memungkinkan orang untuk mendapat informasi dari dan di selurruh dunia tanpa dibatas oleh batas fisik negara.

b. Kaya akan Multimedia resources, sehingga menjadikann internet sebagai informmasi interakktif yang paling digemari.

c. Media Publishing, memungkinkan orang dari manapun dan siapapun dapat mencari, mendaapatkan dan menambahkan dokummen ke dalamnya.

d. Media interaktif, memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan selurruh konten dan entitas pengguna lainnya baik dalam real time maupun asyncchronuos time.

Dengan keempat fitur ini, menjadikan Internet sebagai salah satu bentuk media alternatif dalam penyampaian materi ajar dalam pendidikan, sehingga dapat memberikan kesempaatan yang seluas-luasnya bagi peserta untuk mengkasesnya dimanapun dan kapanpun.

Disamping itu dengan kemampuan kontent yang dimiliki oleh internet, menurut Wright (2004), memungkinkan seorang pengembang model e-learning untuk memanfaatkan multiple media dalam kursus online yang dikembangkannya, sehingga dengan demikian akan menjadikan kursus tersebut semakin interaktif dan informatif. McNaught et.al (2006:3-4) mengungkapkan bahwa informasi teknologi dan information literacy merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai penunjang proses pendidikan, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengconstruct pengetahuannya. Hal ini didefinisikan sebagai ”accessing, evaluating, managing and communicating information’, and as a pre-requisite for constructivist learning”. Long (2004) mengungkapkan bahwa dengan perkembangan teknologi digital, internet dan multimedia yang sangat cepat, web telah menjadi satu kekuatan global, interaktif, dinamis, serta menjadi media belajar dan pengajaran. Internet menyediakan suatu peluang untuk mengembangkan learning–on-demand dan learner-centered instruction and training. Berbagai istilah diberikan untuk aktifitas online learning ini muncul seperti : Web-based learning (WBL), Web-based instruction (WBI), Web-based training, Internet-Based training (IBT) dan banyak istilah lainnya, yang disarikan bahwa e-learning digunakan untuk merepresentasikan pengajaran yang bersifat terbuka (open), fleksibel, dan terdistribusi. Lebih jauh Khan (2005), mendefinisikan e-learning:

E-learning can be viewed as an innovative approach for delivering well-design, learner-centered, interactive, and facilitated learning environment to anyone, anyplace, anytime by utilizing the attributes and resources of various digital technologies along with other form of learning materials suited for open, flexible and ditributed learning environtment.

Pengembanngan e-learning tesebut, harus dikembanggkan dalam berbagaii aspek, yang disebut dengan e-learningg frameworkk (khan, 20005), yang mencakup semua aspek dalaam pengajaran, seperti pedagogik, teknoloogi, perancangan antar muka, evaluasi, manajemen, sumber daya pendukung, etika dan institusional, yang dapat digambarkaan sebagai berikut :

Gambarr 1. E-Learnning Framewwork

Online learnning menurrut Shank dan Sitze (2004:2) adalah usaha pembelajaran yang mmelibatkan penggunaan teknoloogi jaringann (seperti Internet atau jaringann bisnis) untuk proses penyampaian dan penyebaran informasi, pendukung dan penilaian formal dan informal pengajaran.

Beberapa alasan utamma, untuk menggunakkan online-learning, menurut Shaank dan Sitze (20044:2-3), antarra lain :

a. Meninngkatkan akses dan fleksibelitas ((Improved aaccess and flexibility).

b. Cepat dalam penyebaran dan hemat (Faster delivery and cosst savings)

c. Peninngkatan pengawasann dan Standardisasi (Improved control and standardization).

d. Mempperbaiki Komunikasi dan Kerjaasama (Enhanced communication and collabboration).

Untuk menncapai hasil yang maksimal dalam pengembangan model e-Learning tersebut, perlu dipertimbangkan pertamaa kali, disamping aspek instrructional technology-nya maka perlu juga dipertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan peserta didik secaraa virtual. Pratt dan Pallof (2003), mengemmukakan bahwa dalam model virtual student, terdappat beberapa kebutuhhan utama mereka dalam mendukung kesuksesan pelaksanaann e-learning, antara lainn :

a. Fakus pada peserta didik (focus on learner).

b. Pelatihan dan Dukungan Teknis (training and technical support).

c. Layannan siswa terpadu (integrated student services).

d. Pembiayaan dnn aturan (fees and policy development).

5. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan ini adalah:

(a) Meminimalisasi para guru yang bersifat resisten terhadap perubahan yang terjadi melalui sosialisasi pemanfaatan teknologi internet dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga setiap guru memiliki persepsi yang sama.

(b) Meningkatkan keterampilan komputer dan internet yang dimiliki oleh para guru, sehingga dapat memanfaatkan perangkat teknologi (komputer) yang dimiliki untuk mendukung proses pembelajaran

6. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini adalah:

1. Bahwa dengan kegiatan ini, para Guru memiliki persepsi yang sama terhadap peranan teknologi internet dalam meningkatkan proses pembelajaran. Sehingga dapat meminimalisasi sifat resistensi yang dimiliki oleh para Guru.

2. Dengan dilaksanakannya program pelatihan internet, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh Guru. Sehingga dapat memanfaatkan secara maksimal perangkat teknologi (komputer) yang dimiliki sekolah.